Peran Berkelanjutan BRI Meningkatkan Inklusi Ekonomi Indonesia Melalui Digitalisasi Sektor UMKM

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) pada tanggal 16 Desember 2023 genap berusia 128 tahun, Bank BRI didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto yang dahulu bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Bank BRI dari awal berdiri sampai saat ini mempunyai benang merah sebagai bank perkreditan yang secara konsisten memberi manfaat dan kemudahan bagi  UMKM.

Gambar: Perjalanan Bank BRI menuju Perseroan Terbuka. Sumber: Bank BRI

UMKM selain sebagai penggerak perekonomian juga merupakan pihak yang sangat berdampak dari pandemi Covid-19, oleh karena itu Bank Rakyat Indonesia terus berkomitmen mendorong para UMKM untuk ‘naik kelas’ dengan mengadopsi ‘Go Digital’. Guna mendukung upaya pemulihan dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), BRI Untuk Indonesia berinisiatif menggerakkan UMKM ‘Go Digital’ sejak tahun 2019. Upaya tersebut dilakukan oleh BRI melalui pameran Industri Kreatif bertajuk UMKM EXPO(RT) BRILianpreneur, yang menghadirkan lebih dari 500 UMKM dari enam kategori berbeda: Home Decor & Craft, Food & Beverage, Accessories & Beauty, Fashion & Wastra, Healthcare/Wellness dan Digital Technology (Start-up).

Upaya lainnya yang dilakukan oleh BRI Untuk Indonesia adalah dengan memfasilitasi business matching serta memberikan apresiasi berupa UMKM Award. Hal tersebut selaras dengan prioritas Presidensi Indonesia pada G20, yakni mewujudkan inklusi keuangan terkait digital dan akses pembiayaan bagi UMKM. BRI Pahlawan UMKM juga terus berusaha mengoptimalkan potensi ekonomi di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Melalui Direktur Bisnis Mikro BRI, Bapak Supari mengatakan “Model pemberdayaan BRI cocok dengan perilaku usaha mikro dan ultra mikro, dan BRI sudah memiliki framework pemberdayaan baku dengan hasil yang terbukti signifikan, BRI juga telah memiliki modul literasi fundamental sampai digital”.

Digitalisasi BRI mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir, hal tersebut mengubah cara kerja Bank BRI dalam hal menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal tersebut juga sejalan dengan Pemerintah Indonesia yang berkomitmen dan menginginkan pelaksanaan dari transformasi digital serta ekonomi digital menjadi salah satu faktor keberhasilan sektor perekonomian dan keuangan di masa depan menuju Indonesia Emas 2045. Transformasi digital merupakan proses perubahan yang terjadi dalam kegiatan bisnis, organisasi, dan masyarakat secara umum. Untuk mengadopsi penggunaan teknologi digital guna meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan kualitas layanan BRI menghadirkan ragam inovasi digital, salah satunya adalah BRI Digital Saving.

BRI Digital Saving sendiri merupakan salah satu layanan digital yang diberikan BRI kepada nasabah baru dan nasabah lama, dimana melalui BRI Digital Saving para nasabah BritAma termasuk BritAma Muda (BritAma X) dan BritAma Bisnis dapat melakukan pembukaan rekening secara online, tujuan dari hadirnya produk dan layanan tersebut agar Bank BRI semakin Muda(H) berperan terutama bagi para pelaku UMKM dan masyarakat umum. Inovasi melalui transformasi Digitalisasi BRI tersebut diharapkan mampu mengungkit tingkat pertumbuhan ekonomi sesuai proyeksi dan rencana Pemerintah Indonesia dengan capaian secepatnya menuju pendapatan per kapita masyarakat sebesar 12.535 USD yang menjadi indikator keberhasilan di perekonomian global.

Gambar: Direksi Bank Rakyat Indonesia (BRI) 2023. Sumber: Bank BRI

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (Persero), Bapak Sunarso, mengatakan Digitalisasi BRI telah mengakomodir variasi nasabah mulai dari yang tidak mengenal digitalisasi hingga yang paham akan proses digitalisasi perbankan, “Digitalisasi di Bank BRI induk lebih menekankan kepada bisnisnya. Bisnisnya lama tetapi proses bisnisnya yang didigitalkan, tujuan yang ingin dicapai adalah efisiensi dan menurunkan segala macam biaya terutama biaya operasional”.

Segmen utama nasabah Bank BRI merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dimana oleh sebab itu Bank BRI mampu memetakan karakteristik nasabahnya, adapun ragam nasabah Bank BRI secara umum terbagi 6 (enam): nasabah yang sudah familiar dengan teknologi smartphone, nasabah dengan pengetahuan akan produk finansial yang terbatas, nasabah yang dalam bertransaksi masih dominan menggunakan uang tunai, nasabah yang lebih memilih lembaga/perusahaan keuangan lokal, nasabah yang memiliki pendapatan tidak stabil sehingga tidak begitu nyaman dengan produk pinjaman tradisional, serta nasabah yang lebih memilih perbankan melalui agen daripada perbankan digital.

Dengan adanya pemetaan karakteristik nasabah Bank BRI tersebut, strategi yang digunakan untuk ekosistem UMKM adalah dengan mengimplementasikan pola hybrid bank model yaitu dengan mengintegrasikan kekuatan utama BRI seperti jaringan fisik (offline) dengan proses bisnis digital, sedangkan Bank Raya Indonesia (anak perusahaan dari BRI induk) memiliki bisnis model yang dijalankan sepenuhnya mengikuti bisnis model digital. Direktur Keuangan BRI, Ibu Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari, mengatakan “BRI induk tetap fokus pada segmentasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menggunakan strategi sistem hybrid, sedangkan Bank Raya berfokus pada segmentasi yang lebih mengenal digitalisasi dan daerah urban”.

Digitalisasi BRI secara luas telah memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan aktifitas finansisal, serta membantu meningkatkan efisiensi internal perusahaan dalam pengoperasian bisnisnya. Namun seperti dibidang lainnya, digitalisasi juga menimbulkan resiko terhadap keamanan data dan informasi sehingga perlu adanya tindakan dan pengamanan yang tepat. Oleh sebab itu, untuk memastikan terhindar dari resiko keamanan layanan finansial digital, Bank BRI telah mengadopsi teknologi blockchain dalam pengoperasian bisnisnya, terutama dalam hal mempercepat proses pembayaran serta peningkatan keamanan transaksi.

Infografis Kontribusi dan Pencapaian BRI Tahun 2022. Sumber: Bank BRI

Ketepatan strategic response yang terus diperbaharui dan di implementasikan secara berkelanjutan oleh seluruh Insan BRILiaN menjadikan 128 Tahun Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tumbuh Hebat dan Kuat Memberi Makna Indonesia dengan menjadi Market Leader pada penganugerahan Euro Money Awards 2023, Market Leader Trade Finance (Asia Bank) In Indonesia 2023, Best Domestic Bank In Indonesia 2023, Best ESG Gold Indonesia 2023, dan The Banker Innovation In Digital Banking 2023.

BRI Untuk Indonesia mendapat apresiasi atas kinerja Holding Ultra Mikro (UMi) yang menjadi salah satu kunci utama keberhasilan peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh pakar kebijakan publik Harvard Kennedy School, Professor Jay K Rosengard, mengatakan bahwa “BRI dengan jaringannya di Indonesia merupakan bank yang paling unggul di sektor mikro. Berbagai lembaga lain di dunia pernah mencoba untuk memfokuskan di sektor tersebut namun tidak ada yang sesukses Bank BRI”.

ESG Sebagai Pilar Transformasi Berkelanjutan BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah bertumbuh dengan hebat dan kuat selama 128 tahun di Indonesia. Kehadiran Bank BRI memberi kontribusi yang besar terhadap lingkungan, masyarakat, dan negara Indonesia melalui kebijakan serta pengoperasional bisnis yang mengadopsi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance). Bank BRI pada periode lima tahun terakhir telah menyumbang keuntungan perusahaan serta kewajiban pajak mencapai nilai 140,5 triliun rupiah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 

Bank BRI sebagai salah satu BUMN telah menerapkan prinsip ESG dalam merancang strategi dan menjalankan operasional bisnisnya. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat tanggung jawab lingkungan, sosial, serta menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, bertanggung jawab, dan berkelanjutan.

Penerapan prinsip ESG dapat dimaknai meluaskan cakupan pendekatan dari sebatas program CSR (Corporate Social Responsibility) dengan mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan ke dalam inti bisnis. Dimana bukan lagi hanya sekadar tambahan cakupan atau pelengkap tanggung jawab yang terpisah, akan tetapi sejatinya ESG dijadikan dasar pendekatan yang mempengaruhi cara perusahaan membuat keputusan dan menjalankan operasinya secara keseluruhan.

Praktik penerapan prinsip ESG menghadirkan perubahan paradigma dari bisnis yang secara dominan berfokus pada keuntungan para pemegang saham bergeser ke tujuan yang lebih mempertimbangkan kebaikan bagi semua aspek, terutama kepentingan masyarakat dan lingkungan melalui tata kelola perusahaan yang transparan dan berkelanjutan. Keuntungan bagi Bank BRI menerapkan praktik ESG selain menjadi faktor penting ketertarikan investor, secara langsung juga meningkatkan nilai reputasinya sebagai green banking skala nasional dan internasional.

Fase Transformasi BRI Menjadi Sustainable Banking Dunia

Tahun ini merupakan fase kedua (2023 – 2024) dari transformasi yang telah dirancang dan dilakukan oleh Bank BRI. Saat ini, Bank BRI sedang berfokus pada fase scale up dan score up yang mendorong perluasan skala cakupan bisnis serta peningkatan kegiatan operasional perusahaan guna dapat memberikan pengaruh dan manfaat yang lebih signifikan bagi semua pihak.

Pada periode fase pertama (2021-2022), Bank BRI sebelumnya berfokus pada strengthen the core melalui upaya konsolidasi dan memperkuat pondasi untuk memastikan perusahaan memiliki struktur yang kuat agar dapat terus bertumbuh ke tujuan yang ingin dicapai Bank BRI di masa depan.

Bila sesuai dengan rancangan yang telah dibuat maka pada tahun 2025 nanti Bank BRI hanya tinggal menjaga kinerja tinggi yang telah dicapai pada fase-fase sebelumnya, dimana pada fase sustain tersebut Bank BRI berencana akan terus melakukan adaptasi yang berkelanjutan agar eksistensi BRI Untuk Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi World Class Sustainable Banking di tahun 2026.

Gambar: Rancangan fase transformasi Bank BRI. Sumber: Laporan Keberlanjutan BRI 2022

Acuan, Implementasi, dan Komitmen Berkelanjutan BRI

Dibutuhkan langkah sustainability yang terstruktur terhadap penerapan praktik ESG, dimana Bank BRI sendiri telah berhasil merumuskan action map yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan aktual saat ini, keberlangsungan operasional, serta kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang. Selain itu, Bank BRI juga rutin melakukan evaluasi dampak serta memonitor kemajuan dari tujuan yang telah ditetapkan secara spesifik pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.

Komitmen dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan pada aktifitas perusahaan juga diwujudkan oleh Bank BRI dalam bentuk Laporan Tahunan Berkelanjutan yang menyampaikan indikator dan skor melingkupi seluruh aspek ESG melalui metode pengukuran dampak Social Return on Investment (SROI) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

Bank BRI pada tahun 2022, melalui Direktorat Fixed Assets Management & Procurement (FAMP) telah menyiapkan FAMP Bleubook 1.0 untuk merangkum kerangka kerja yang terstruktur dan terarah perihal pengadaan serta pengelolaan asetnya sebagai acuan untuk periode tahun 2021 – 2025. Inisiatif yang dijalankan oleh Direktorat FAMP tersebut sesuai dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perihal penerapan konsep Environment, Social, and Governance (ESG).

Secara internal Bank BRI juga mengeluarkan SE No. 31-DIR/PLM/05/2022 sebagai pedoman tentang Pengelolaan Aset Tetap dan Procurement Berbasis Prinsip ESG serta inisiatif lainnya seperti penggunaan Green Building, pengadaan kendaraan listrik, pemasangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), dan penerapan konsep waste management yang sesuai dengan prinsip ESG.

Infografis: Inisiatif hijau BRI menuju net zero emision. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Langkah lain yang diambil oleh Bank BRI untuk menerapkan prinsip ESG melalui pembentukan Divisi ESG yang fokus pada implementasi prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST). Pada tahun 2022 yang lalu, Bank BRI telah menyalurkan pembiayaan berbasis LST sebesar Rp78,8 triliun untuk sektor hijau, diantarannya untuk sektor kelapa sawit serta pulp & paper, nilai tersebut setara dengan 7,66% dari total pembiayaan tahun 2022. Bank BRI juga melakukan perhitungan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari kegiatan operasionalnya dan bergabung dengan Partnership for Carbon Accounting Financial (PCAF) untuk pelaksanaan asesmen serta perhitungan emisi agar sesuai standar global.

Manajemen Bank BRI menerapkan program Zero Waste to Landfill untuk pengelolaan sampah di kantor-kantor Bank BRI dengan prinsip 3R: Reduce, Recycle, Rot. Selain itu untuk kepentingan pelestarian lingkungan, Bank BRI melalui program BRI Menanam telah berhasil menanam lebih dari 670 ribu tanaman di Indonesia. Untuk program BRI Menanam sendiri, sampai akhir tahun 2023 ini Bank BRI menargetkan penanaman lebih dari 1,75 juta pohon produktif, yang mana target ambisius tersebut dilakukan dengan penyaluran bibit-bibit pohon kepada nasabah pinjaman mikro dan Desa BRILiaN. Ke depannya, diperkirakan melalui program BRI Menanam dapat menyerap sekitar 108.065 ton Co2 yang dapat berkontribusi signifikan pada capaian net zero emission pada tahun 2060 sesuai dengan Paris Agreement tahun 2015 yang ikut ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia.

Infografis: Acuan kebijakan BRI untuk pembiayaan sektor hijau. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Pada aspek sosial, Bank BRI bersama Pegadaian dan PNM (Perusahaan Anak) melakukan penyaluran kredit pada sektor yang berkaitan dengan sosial masyarakat, dimana melalui layanan Holding Ultra Mikro (UMi) pada tahun 2022 telah berhasil menyalurkan 59,8% dari total penyaluran kredit yaitu senilai 616 triliun rupiah. Pada periode kuartal ketiga tahun 2023 terjadi peningkatan nasabah peminjam untuk segmen mikro (UMi) yang tumbuh sebesar 8,2% yaitu sebanyak 36,6 juta nasabah, dan juga terjadi peningkatan sebesar 166 juta rekening deposito mikro dari periode sebelumnya tahun 2022.

Data: Informasi pertumbuhan nasabah kredit mikro (UMi) dan peningkatan rekening deposito mikro pada Q3 tahun 2023. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Pada periode tahun 2022, program PNM Mekaar yang aktif dalam pemberdayaan perempuan juga telah menyalurkan kredit kepada 13,9 juta nasabah perempuan di Indonesia. Program tersebut sejalan dengan penyaluran dana dari Sustainability Bond BRI 2019, dimana Bank BRI menggunakan seluruh hasil penerbitan Sustainability Bond untuk proyek-proyek berkelanjutan dengan komposisi 69% diperuntukkan bagi proyek sosial dan 31% lainnya bagi proyek hijau.

Pada kuartal pertama tahun 2023, Bank BRI telah menyalurkan kredit untuk segmen UMKM senilai 989,6 triliun rupiah, nilai tersebut telah mencapai 83,86 dari total porsi kredit UMKM BRI. Tidak berhenti sampai disitu, kini Bank BRI terus menaikan targetnya menuju pencapaian 85% pada tahun 2024. Implementasi penerapan prinsip ESG pada lingkup sosial tersebut berkontribusi pada terjaganya hubungan baik terhadap semua pihak serta meningkatkan reputasi Bank BRI sebagai Pahlawan UMKM. Bank BRI menaungi 400 ribu pelaku UMKM melalui 54 Rumah BUMN yang telah aktif melaksanakan lebih dari 10 ribu pelatihan pemberdayaan UMKM Indonesia.

Berkaitan dengan aspek tata kelola perusahaan, selain membentuk Divisi Khusus ESG, Bank BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas manajemen, kepatuhan terhadap kebijakan, penerapan etika bisnis, transparansi, serta akuntabilitas melalui pengukuran Governance Rating terkait aspek ESG yang disajikan dalam bentuk Laporan Tahunan Berkelanjutan.

Laporan Tahunan Berkelanjutan tersebut telah dirilis oleh Bank Indonesia sejak tahun 2013, dimana pada tahun 2022 Bank BRI mendapatkan skor CGPI 95,18 (Most Trusted Company) dan skor ACHS sebesar 110.2 yang menempatkan Bank BRI dalam Top 3 Public Listed Companies di Indonesia. Atas Laporan Berkelanjutan tahun 2022, Bank BRI juga mendapatkan apresiasi dari lembaga pemeringkat internasional seperti S&P Global CSA, MSCI, dan Sustainalytics. Untuk skor CSA tahun 2022, Bank BRI mendapatkan 63 poin, naik 11 poin dari tahun sebelumnya. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik, yang mengakomodir prinsip ESG telah berdampak pada kepercayaan publik dan para stakeholder lainnya terhadap sustainability financing yang dijalankan oleh Bank BRI.

Infografis: BRI ESG Rating tahun 2021 – 2023. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Instrumen Keuangan Berkelanjutan BRI

Dalam upaya terus menjalankan sustainability financing melalui implementasi prinsip ESG, Bank BRI terus memperbaharui strategi dan kebijakannya menyesesuaikan dengan regulasi POJK No. 51/ POJK.03/2017.

Gambar: Strategi ESG berkelanjutan BRI. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Bank BRI secara konsisten meningkatkan portofolio kredit pada kegiatan bisnis berkelanjutan, dimana sepanjang tahun 2022 lalu portofolio kredit yang disalurkan mencapai Rp694,9 triliun, meningkat sebesar 13,1% dibanding tahun sebelumnya. Pada bulan Juli 2022, Bank BRI juga menerbitkan Green Bond tahap pertama sebesar 5 triliun rupiah. Pada bulan Desember 2022, sebanyak 80% dari hasil penerbitan Green Bond tersebut digunakan untuk pembiayaan kegiatan usaha berwawasan lingkungan, sedangkan 20% sisanya dialokasikan untuk pembiayaan pada segmen sosial dan UMKM. Pada akhir triwulan II tahun 2023 porsi kredit ESG BRI terus bergulir mencapai 67,2% atau senilai 732,3 triliun rupiah dari total portofolio kredit, dan pada penutupan kuartal ketiga tahun 2023 BRI ESG Bond kembali berhasil naik 25,1% dari periode sebelumnya tahun 2022.

Green Bond menjadi salah satu pilihan instrumen keuangan terkait sustainable finance untuk pembiayaan proyek-proyek berwawasan lingkungan, dimana dampak terhadap lingkungan menjadi faktor dalam pengambilan keputusan kredit yang diberikan. Selain dana yang disediakan oleh APBN dan APBD, Green Bond ataupun Obligasi Hijau saat ini menjadi salah satu pilihan instrumen pembiayaan dalam rangka transisi energi menuju Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Green Bond sebagai instrumen keuangan juga mengembangkan Green Sukuk, yaitu obligasi berwawasan lingkungan berlandaskan hukum syariah. Perihal tersebut, Bank BRI menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN / Sukuk Negara) kepada calon investor dengan pemesanan minimum satu juta rupiah dan kelipatannya sampai maksimal tiga miliar rupiah, asset SBSN tersebut terbuka untuk dimiliki oleh nasabah BritAma, Simpedes, dan GiroBRI.

Infografis: Instrumen sustainable financing BRI. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Operational Sustainability Melalui Digitalisasi BRI

BRI merupakan satu-satunya bank yang memiliki dan mengoperasikan satelit telekomunikasi untuk menunjang layanan operasional dan bisnisnya di seluruh Indonesia. Untuk memastikan keandalan dari infrastruktur satelitnya, BRI melakukan upaya operational sustainability khususnya untuk data center. Pengujian tersebut telah dilakukan oleh lembaga sertifikasi internasional Uptime institute, dimana BRI berhasil mendapatkan sertifikat Tier Certification of Operational Sustainability (TCOS) dengan predikat tertinggi yaitu Gold.

Investasi Bank BRI pada infrastuktur IT dan Telekomunikasi tersebut menghadirkan banyak inovasi layanan perbankan digital. Salah satunya adalah super apps BRImo yang mencetak rekor pengguna tertinggi pada industri perbankan di Indonesia yaitu 23,85 juta pengguna dengan nilai transaksi mencapai 2,669 triliun rupiah pada tahun 2022. Dengan teknologi canggih serta kemudahan layanan yang disajikan oleh BRImo, pada kuartal ketiga tahun 2023 kembali terjadi peningkatan user sebanyak 38,5% dan peningkatan nilai transaksi sebesar 65,2% dari periode sebelumnya tahun 2022.

Infografis: Data dan informasi peningkatan user, transaksi keuangan dan nilai transaksi pada aplikasi BRImo pada Q3 2023. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Pada tahun 2023 ini, Digitalisasi BRI menghadirkan terobosan inovasi layanan bagi nasabah Kustodian melalui BRIFrens (BRI Front End System), setelah sebelumnya menghadirkan BRIguna yaitu aplikasi digital untuk nasabah Kredit BRI. Melalui layanan BRIFrens, nasabah Kustodian BRI saat ini dengan mudah dapat mengakses fitur laporan dan semua aktifitas yang berhubungan dengan corporate action melalui website https://brifrens.bri.co.id. Ke depannya BRIFrens juga akan diintegrasikan pada aplikasi QLola by BRI untuk mempermudah seluruh nasabah korporasi mengakses berbagai produk dan layanan digital melalui satu aplikasi.  

Sinergi dan Integrasi Human Capital Holding BRI

Salah satu yang menjadi fokus BRI untuk dapat terus menerapkan prinsip ESG adalah dengan membangun dan mengelola sumber daya manusia (SDM) internal yang diversity, equity, dan inclusion. Dalam upaya tersebut, Bank BRI menjalin sinergi dengan seluruh Perusahaan Anak dimulai dari proses rekruitmen, employee development, hingga integrasi data yang berhubungan dengan human capital.

Infografis: Kinerja sumber daya manusia (SDM) BRI tahun 2022. Sumber: Financial Update Bank BRI 3Q 2023

Dalam lingkup organisasi external, Bank BRI juga berperan aktif memimpin asosiasi Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) dan Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) yang berkomitmen mengurangi dampak perubahan iklim serta berkontribusi pada pencapain Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui sektor keuangan serta pilar-pilar ekonomi nasional.

Apresiasi Tinggi Terhadap ESG Initiative BRI

Integrasi ESG dalam pengoperasian dan pengambilan keputusan bisnis oleh Bank BRI yang mengedepankan pertimbangan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat serta penerapan tata kelola perusahaan yang baik, patut dan telah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak.

Penerbitan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan Seri A, Seri B, dan Seri C pada tahun 2022 mendapatkan peringkat idAAA dari Pefindo. Peringat tersebut merupakan rating tertinggi yang mengindikasikan bahwa Bank BRI memiliki kemampuan sustainable banking yang tinggi dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang terkait dengan efek surat utang yang diterbitkan. Hal tersebut juga menggambarkan tingkat kepercayaan pasar yang tinggi terhadap sustainability financing Bank BRI.

Apresiasi dan penghargaan terhadap komitmen Bank BRI dalam menjalankan praktik bisnis serta program-program berbasis ESG juga diberikan oleh lembaga kredibel internasional seperti Alpha Southeast Asia, Asian Money, dan Euro Money sebagai Best Bank for ESG. Untuk skala nasional, inisiatif dan program ekonomi hijau yang terintegrasi secara komprehensif oleh Bank BRI juga mendapat pengakuan diantaranya dari Media Republika, Berita Satu Holding, Bumi Global Karbon, Departemen Manajemen Universitas Airlangga, dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Bank BRI menjadi kampium pada ESG Disclosure Awards, Asia Sustainability Report Rating (ASRRAT), KataData Green Initiative Award, IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia, dan Euro Money Market Leaders Award.

Gambar: Beberapa penghargaan atas kinerja dan prestasi ESG Bank BRI. Sumber: Laporan Keberlanjutan BRI 2022

Selain itu, Bank BRI mendapatkan skor 20,94 dari Bursa Efek Indonesia, yang mengukuhkan posisi tertinggi sebagai pelopor penerapan prinsip ESG pada dunia perbankan di Indonesia. BRI juga meraih penghargaan The Best Treasury & Working Capital – SME dengan rating AAA di Singapura pada tanggal 6 Juli 2022, dan kembali BRI menjadi bank terbaik di Indonesia serta masuk 1000 Top World Bank.

Program Bank BRI dalam hal pemberdayaan UMKM juga mendapat pengakuan dan dinobatkan sebagai Indonesia’s Best Bank for Diversity and Inclusion 2022 pada penganugerahan Asiamoney Indonesia’s Best Bank Award yang diselenggarakan pada tanggal 13 Oktober 2022 lalu. Menurut riset yang dikeluarkan oleh Brand Finance Indonesia, dari sisi corporate brand Bank BRI masuk Top 100 Most Valuable Brands dengan nilai valuasi merek mencapai US$3,09 miliar.

Atas kinerja dan prestasi BRI selama ini, Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, dinobatkan sebagai Business Person of the Year pada FORTUNE Indonesia Summit 2022 dan The Most Reputable Banking CEO In Digital Platform 2023. Tahun ini, pada tanggal 27 Juli 2023 lalu, Bank BRI kembali berhasil mendapatkan penghargaan Environmental, Social, and Corporate Governance (ESG) Award 2023 yang diselenggarakan oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) untuk kategori Best Capital Market – Emiten, dimana keberhasilan tersebut diraih Bank BRI berdasarkan indikator penilaian tingkat kepeloporan bagi investor, produk investasi berbasis ESG, serta alokasi dana untuk aktifitas filantropi. Selain itu, BRI juga memborong penghargaan sebagai Market Leader Trade Finance (Asia Bank) In Indonesia 2023, Best Domestic Bank In Indonesia 2023, Best ESG Gold Indonesia 2023, dan The Banker Innovation In Digital Banking 2023.

Pada tanggal 1 Desember 2023, Presiden Joko Widodo, saat menghadiri World Climate Action Summit (WCAS) COP28 yang digelar di Dubai, menyampaikan bahwa “Pemerintah Indonesia berkomitmen membangun Indonesia menjadi negara makmur dan berkelanjutan, yang untuk mencapai tujuan tersebut Indonesia akan terus bekerja keras dalam mencapai nol emisi karbon sebelum tahun 2060, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia”.

Sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia, Bank BRI sesuai tupoksinya telah dan akan terus menjalankan komitmen sustanaibility financing yang memberi kontribusi positif bagi seluruh pihak sesuai dengan Noble Purpose Employee Value Proposition BRI yaitu Memberi Makna Indonesia. Penyelarasan komitmen tersebut merupakan bagian dari perjalanan dan tujuan BRIvolution 2.0 menjadikan Bank BRI sebagai The Most Valuable Banking Group in South East Asia dan Champion of Financial Inclusion pada tahun 2025. BRI sebagai ESG initiative juga menjadi upaya untuk ikut memastikan perekonomian Indonesia menjadi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030, serta mendukung visi Indonesia Emas 2045.

Peran Vital Kaum Perempuan Menjaga Kestabilan Perekonomian Nasional Melalui Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Pembahasan tentang Sigaret Kretek Tangan (SKT) sering kali menghadirkan perdebatan yang kompleks, terutama menyakut dinamika ekonomi dan perubahan kebijakan. Sigaret Kretek Tangan, yang merupakan produk khas Indonesia, tidak hanya mencatat sejarah panjang dalam ranah budaya tetapi juga secara nyata memberi kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional serta bagi daerah penghasil dan industri tembakau.

Selain itu, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya kita tidak bisa mengabaikan segment sigaret kretek tangan, karena SKT tidak hanya menjadi salah satu komoditas utama dalam industri tembakau, namun SKT juga telah menjadi salah satu pilar ekonomi di Indonesia yang konsisten menyerap tenaga kerja dalam skala besar. Dari aktifitas padat karya pelintingan hingga proses produksi, segmen SKT telah menjadi sumber pendapatan bagi 6 (enam) juta pekerja, khususnya kaum perempuan dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang terbatas.

Namun, di balik kontribusi ekonomi yang disumbang oleh Industri Hasil Tembakau (IHT) terus-menerus dihadapkan pada tantangan besar. Gerakan anti-tembakau, berbagai pembatasan regulasi, dan upaya revisi kebijakan yang tidak adil dan tidak berimbang telah menimbulkan polemik yang memengaruhi ekosistem industri tembakau secara keseluruhan, khususnya segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT). Saat ini hanya 754 pabrik rokok yang masih bertahan, dari 4.669 pabrik rokok yang ada pada tahun 2006, dan menurut data dari FSP-RTMM (Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman) hal tersebut secara langsung memberi dampak kepada 60.800 pekerja pada industri rokok mengalami kehilangan pekerjaan.  Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melihat secara menyeluruh peran segmen SKT dalam perekonomian nasional dan daerah.

Pekerja melinting sigaret kretek tangan di pabrik rokok PT Karyadibya Mahardhika, Kediri yang baru dibuka pada 16 Mei 2023 dan menyerap 1.467 tenaga kerja. (Antara/Prasetia Fauzani). Sumber: voi.id

Kontribusi Sigaret Kretek Tangan Untuk Perekonomian Nasional

Dari sisi ekonomi, sektor segmen SKT memiliki dampak yang signifikan mulai dari tingkat produksi, penciptaan lapangan kerja, hingga kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Segmen Sigaret Kretek Tangan ikut menjadi tulang punggung dalam industri tembakau di Indonesia dan berkontribusi pada penerimaan negara melalui Cukai Hasil Tembakau (CHT). Kontribusi yang konsisten melalui CHT menjadi salah satu penyokong utama pendapatan negara, memberikan sumbangan yang tak terelakkan bagi keberlangsungan program-program pembangunan nasional.

Dan yang tidak kalah penting adalah segmen SKT juga menjadi sumber utama penghasilan bagi jutaan para pekerja. Mulai dari kaum perempuan yang terlibat dalam proses pelintingan hingga para pekerja pabrikan, segmen SKT tetap konsisten menyediakan lapangan kerja yang tidak hanya luas namun juga bersifat menyeluruh dari hulu ke hilir. Hal tersebut menjadi fondasi penting dalam menopang stabilitas sosial dan ekonomi di banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang bergantung pada industri tembakau.

Selain itu, tidak bisa dipungkiri bahwa segmen SKT juga secara langsung memberikan kontribusi ekonomi bagi para petani tembakau. Tanaman tembakau merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar petani di daerah-daerah penghasil tembakau di Indonesi, dimana pendapatan yang mereka peroleh dari penjualan tembakau secara langsung menjadi penggerak ekonomi lokal.

Namun, perlu diakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir segmen SKT dihadapkan pada berbagai tekanan dan tantangan. Kampanye anti-tembakau yang selalu menyudutkan, pelumpuhan melalui pembatasan regulasi serta ganta-ganti kebijakan telah menjadi faktor-faktor yang menggangu eksistensi segmen ini. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kontribusi ekonomi yang telah lama dihasilkan oleh segmen SKT tidak dapat diabaikan begitu saja dan harus dilakukan perlindungan terhadap keberadaannya.

Industri Hasil Tembakau (IHT) tidak hanya berperan sebagai penghasil pendapatan bagi negara, namun juga sebagai penyokong utama bagi jutaan pekerja dan petani di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai implikasi sosial dan ekonomi pada sektor industri ini, sehingga menjadi penting untuk membangun pandangan yang seimbang dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan industri tembakau, khususnya bagi segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT).

Peran Tenaga Kerja dan Dampak Sosial

Peran tenaga kerja dalam sektor industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) tidak dapat ditepis dan dikurang-kurangkan. SKT bukan hanya sekadar produk rokok, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam menopang keberlangsungan ekonomi keluarga. Di balik pembuatannya yang rumit, SKT menjadi sumber utama penghidupan bagi jutaan pekerja, termasuk kelompok perempuan yang terlibat dalam proses pembuatan produk-produk rokok kretek.

Segmen SKT memiliki nilai ekonomi yang signifikan, mempekerjakan jutaan orang di berbagai level, mulai dari petani tembakau hingga pekerja di pabrik-pabrik rokok. Namun, perannya sosial dan lingkungannya melampaui aspek finansial, lebih dari sekadar angka-angka karena sebagian besar dari mereka merupakan tulang punggung keluarga yang membutuhkan pekerjaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dampak sosial dari segmen SKT ini terlihat dari keterlibatan perempuan dalam aktifitas bisnisnya, yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. Mereka menemukan dan mendapati penghidupan serta penghasilan dari segmen SKT, pekerjaan tersebut memberikan stabilitas ekonomi bagi keluarga mereka.

Di samping itu, segmen SKT juga memberikan kontribusi bagi kesinambungan ekonomi lokal di daerah-daerah penghasil tembakau di Indonesia. Industri ini tidak hanya menopang kehidupan para pekerja di dalamnya, tetapi juga menjadi tulang punggung bagi perekonomian daerah setempat. Dengan adanya perubahan kebijakan atau tekanan terhadap segmen SKT, pastinya akan berdampak dan bisa mengancam stabilitas sosial dan ekonomi di banyak daerah industri tembakau di Indonesia.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk bijaksana mempertimbangkan secara hati-hati implikasi sosial dan ekonomi dari segmen SKT sebelum mengambil langkah dalam melakukan perubahan kebijakan. Pemahaman serta kebijaksanaan dalam melihat dampak langsung terhadap penghidupan dan kesejahteraan masyarakat yang terkait Industri Hasil Tembakau (IHT) harus menjadi pertimbangan utama dalam merumuskan kebijakan untuk saat ini dan di masa depan.

Pelinting kretek senior di Pabrik Tapel Koeda rata-rata telah bekerja belasan hingga puluhan tahun. Sumber: nationalgeographic.gril.id

Pentingnya SKT bagi Perekonomian Daerah

Data dari Riset World Bank tahun 2018 menunjukkan bahwa lapangan kerja di sektor tembakau terkonsentrasi di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat. Hal tersebut mengindikasikan pentingnya segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) sebagai penyedia lapangan kerja utama di daerah-daerah seperti Kudus, Klaten, Surabaya, Kediri, Malang, Mojokerto, Sleman, Bantul, Majalengka, Cirebon, dan Mataram.

Kedekatan dan kelekatan segmen SKT dengan masyarakat lokal tidak hanya berdampak pada tingkat penghasilan, tetapi juga terlihat dalam pengeluaran langsung mereka di tingkat lokal. Para pekerja di industri ini tidak hanya membelanjakan pendapatan mereka untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga turut menggerakkan roda perekonomian lokal dengan berbelanja di wilayah tempat mereka bekerja dan tinggal, mereka secara nyata menggerakan perekonomian daerah.

Terlebih lagi, segmen SKT memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem ekonomi daerah. Hal tersebut tercermin dari kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) yang memengaruhi keberlangsungan program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya harus menghargai dan mempertimbangkan secara serius kontribusi dan keterkaitan yang erat antara sektor Industri Hasil Tembakau (IHT) dengan ekonomi lokal sebelum mengambil kebijakan yang berdampak pada industri ini guna menjaga stabilitas ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Mengakui Peran Vital Buruh Perempuan Pada Industri Kretek Tangan

Publikasi Global Gender Gap Report tahun 2023 memberikan peningkatan penilaian terhadap kesetaraan gender di Indonesia. Laporan tersebut mengukur kesetaraan gender melalui beberapa dimensi, diantaranya adalah partisipasi dan peluang ekonomi, serta keberlangsungan hidup. Data yang di publikasi pada bulan Juni 2023 ini, menempatkan Indonesia pada peringkat ke 9 (sembilan) secara regional dan peringkat ke 87 (delapan puluh tujuh) secara global dengan skor 0.697 dari skala skor tertinggi 1.0, dimana hal tersebut dapat menjadi dasar untuk kita terus menunjukkan komitmen kesetaraan bagi kaum perempuan di dunia kerja dan bidang lainnya di Indonesia.

Peningkatan persentase perempuan yang terlibat dalam dunia kerja menjadi poin penting. Jika lebih banyak perempuan memiliki kesempatan yang setara dalam akses ke lapangan kerja, ini bisa menjadi dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi serta memungkinkan perempuan untuk mandiri secara finansial. Meskipun peningkatan ini merupakan langkah maju, masih ada banyak area di mana kita bisa berkontribusi lebih banyak lagi, salah satunya dengan memberikan dukungan lebih lanjut bagi kaum perempuan dalam berbagai sektor industri, termasuk segmen SKT.

Industri kretek telah menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, seringkali di balik gemerlapnya pertumbuhan ekonomi, terdapat cerita yang jarang terungkap yaitu peran dan kontribusi yang dberikan oleh ribuan buruh perempuan di industri ini. Inisiatif Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang telah memberikan Bantuan Langsung Tunai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau kepada pekerja industri tembakau, khususnya perempuan, adalah langkah yang patut diapresiasi. Hal tersebut menunjukkan kesungguhan untuk memahami dan mendukung kelompok pekerja yang seringkali terabaikan, terutama dalam sektor yang mayoritas diisi oleh kaum perempuan.

Ratusan buruh Indonesia bekerja di pabrik tembakau memproduksi rokok kretek di Malang. Jawa Timur. (AFP/AMAN RAHMAN). Sumber: Liputan6.com

Persentase yang tinggi sebesar 97% dari perempuan dalam Industri Hasil Tembakau (IHT) juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, persentase tersebut mencerminkan keuletan serta dedikasi mereka dalam mengemban peran penting sebagai tulang punggung keluarga, dimana rata-rata memiliki masa kerja selama 25 tahun. Kaum perempuan pada segmen SKT bukan hanya sekadar pekerja, tetapi juga ibu yang menjalankan peran ganda sebagai pengelola rumah tangga. Kerja keras yang mereka jalani menjadi fondasi bagi keberhasilan bisnis tempat mereka bekerja, dan juga bagi perekonomian keluarga mereka. Dengan mendukung kaum perempuan pada segmen SKT, kita bisa melangkah menuju kesetaraan yang lebih besar dalam dunia kerja serta memberikan kesempatan yang lebih adil bagi mereka untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal.

Untuk memastikan keberlanjutan Industri Hasil Tembakau (IHT) ini, selain kebijakan yang mendukung dibutuhkan juga perlindungan yang memadai bagi pekerja perempuan, pengakuan hak-hak kerja, kesetaraan gender, dan kepastian pekerjaan yang lebih stabil. Pemerintah bersama para pemangku kepentingan terkait perlu berkolaborasi untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi buruh perempuan di industri kretek Indonesia, mengakui peran mereka bukan hanya sebagai pekerja tetapi juga peran lain sebagai pengelola rumah tangga. Perlindungan bagi segmen SKT dan tenaga kerjanya, terutama bagi kaum perempuan merupakan sebuah keharusan. Ketidakpastian karena perubahan aturan setiap tahun dapat mengganggu stabilitas ekonomi nasional dan daerah, serta kesejahteraan para pekerja dan keluarganya.

Hanya dengan memberikan perlindungan yang layak, kita dapat memastikan bahwa Industri Hasil Tembakau (IHT) dapat terus memberikan manfaat yang layak bagi kaum perempuan yang berperan di dalamnya. Jadi bukan hanya sekadar perihal pertumbuhan ekonomi tetapi juga tentang keadilan, kesetaraan, dan penghargaan atas peran penting para perempuan dalam menggerakkan roda perekonomian serta pembangunan di Indonesia. Perlindungan terhadap para pekerja perempuan di segmen SKT merupakan aset berharga bagi keluarga, lingkungan, dan negara Indonesia.